Sabtu, 19 Maret 2011

Yuk... Bikin Pasta Sendiri

Siapa bilang membuat pasta sendiri itu repot. Daripada membeli pasta yang harganya hingga ratusan ribu di supermarket, lebih baik mencoba membuatnya sendiri. "Tidak sulit kok. Hanya butuh tepung, telur, dan butter," ujar Executive Chef Red Sapori, Giuliano Berta, pada Italian Cooking Lessons di Istituto Italiano di Cultura Jakarta, belum lama ini. Cara membuatnya tak jauh berbeda dengan membuat adonan martabak. Pertama-tama, panaskan satu sendok butter hingga meleleh. Setelah itu, campur dengan tepung dan telur. "Perbandingannya satu banding satu," ujar Giuliano. Bila tepung yang digunakan 100 gram, tambahkan satu buah telur. Bila yang digunakan 300 gram, berarti campurkan dengan tiga butir telur. Semua bahan tersebut diaduk dengan menggunakan tangan hingga terbentuk adonan yang kalis. "Lalu, biarkan adonan selama satu jam dengan terbungkus plastik wrap," jelasnya. Bila sudah cukup lama, giling adonan dengan roll kayu hingga ketebalan yang diinginkan. "Giling hingga tipis. Namun, jangan terlalu tipis atau malah terlalu tebal," katanya. Setelah itu, adonan tersebut tinggal dipotong dengan alat khusus pembuat pasta portable. Alat ini mudah didapatkan di tokotoko yang menjual barang perlengkapan dapur. "Merek yang standar digunakan adalah Ampia Pasta Machine," ujar Giuliano. Dengan alat tersebut, kita bisa membuat pasta dengan bentuk beragam. Mulai dari lasagna, tagliatelle, pappardelle, hingga ravioli. Di negeri asalnya Italia, terdapat lebih dari 650 jenis pasta dan hampir setiap tahun tercipta bentuk yang baru. Bila sudah mengerti cara membuat pastanya, Anda bisa melanjutkan membuat berbagai macam pasta ala Bolognese. Misalnya, lasagna ala Bolognese atau spaghetti ala Bolognese. "Makanan ini tentu sudah tidak asing oleh orang Indonesia. Namun, tak banyak yang tahu kalau Bolognese adalah nama sebuah kota di Italia," ujar dia. Resep saus Bolognese pertama kali diperkenalkan pada 1982 oleh delegasi Accademia Italiana Della Cucina. Resep awal saus tradisional Bolognese adalah daging sapi, pancetta, bawang, wortel, seledri, saus tomat, daging broth, anggur putih, dan susu atau krim. Pada saat-saat tertentu, sebagian penduduk tradisional Bolognese juga menambahkan saus babi atau hati ayam, kelinci, dan angsa dalam saus Bolognese-nya. Namun kini, masyarakat Italia lebih sering memakai resep yang sederhana. Hanya menggunakan satu jenis daging, sedikit wortel, serta seledri. Kini mereka juga menggunakan butter dan minyak zaitun secara bersamaan saat menumis soffritto yang terdiri dari seledri, wortel, dan bawang. Jamur Prosciutto, mortadella, atau porcini segar juga ditambahkan ke dalam saus. Selain itu, mereka kini lebih sering menggunakan susu untuk masakan sehari-hari, ketimbang krim yang biasanya digunakan pada resep saus Bolognese tradisional. Meskipun dalam pembuatannya terdapat bahan-bahan yang dilarang secara agama, Anda tidak perlu bingung. Tanpa penggunaan saus babi dan anggur pun tidak masalah. "Rasanya akan tetap enak," ujarnya. Berbeda dengan kebanyakan orang, Gualiano lebih suka menggunakan daging cincang pada lasagna buatannya. Daging tersebut dipanggang terlebih dahulu dengan sedikit minyak zaitun dalam wajan. Tambahkan garam dan merica untuk memperkuat rasa. Lalu, pada wajan lainnya, tumis bawang, seledri, wortel, dan dua siung bawang putih pada api sedang selama tiga menit. Bila tak ingin menambah anggur, campurkan saja kaldu dengan daging cincang. Lalu, tambahkan tomat yang sudah dihancurkan dan garam. Kemudian, rebus hingga masak selama 30 menit. Tambahkan sedikit rosemary ke dalam rebusan tersebut. "Tapi, jangan kebanyakan karena rasanya akan pahit," tuturnya. Nah, silakan mencobanya! Sumber : http://www.republika.co.id

Read More..

Trik Membuat Cake dan Cookies Antigagal

“Malas ah bikin cake dan cookies sendiri, nggak ada yang bener tuh resep-resep yang beredar di majalah, selalu aja gagal, sebel," gerutu seorang teman . Uups, jangan patah semangat dulu. Apakah Anda sudah yakin dan memahami semua instruksi dengan benar? Apa sudah menggunakan bahan-bahan serta alat yang tepat ? Jika semua jawabannya 'sudah', tapi masih juga gagal, jangan khawatir. Di dalam buku '60 resep Cake dan Cookies Antigagal' semua kekesalan dan kekecewaan Anda akan terjawab. Karena dalam seri buku 'Antigagal' ini dijelaskan dengan panjang lebar apa penyebab kegagalan yang sering Anda jumpai ketika membuat cake dan kukis. Lebih jauh Ibu Fatmah Bahalwan dan Tim NCC yang menulis buku itu, menjelaskan bahwa ada empat elemen yang sangat menentukan keberhasilan Anda ketika membuat kue, yakni : bahan yang bagus, alat yang baik, resep yang teruji, serta keterampilan yang memadai. Keunggulan buku ini memaparkan secara rinci teknik membuat kue yang biasanya dalam resep tidak dijelaskan. Dengan menguasai teknik membuat kue yang benar, Anda tak akan gentar menaklukkan resep apapun. Enam puluh resep yang ada dalam buku ini sudah tidak diragukan lagi keandalannya, karena telah teruji oleh ratusan bahkan ribuan orang yang tergabung dalam Natural Cooking Club. Resep-resep yang sudah teruji ini sengaja dibukukan agar lebih mudah dibawa kemana-mana dan yang pasti antigagal. Anda masih ragu, mari kita coba salah satu resep yang pernah membuat salah seorang anggota Natural Cooking Club patah hati dan ingin membuang semua cetakan bolu kukusnya karena sang bolu kukus yang dibuat selalu mingkem alias tidak 'ngakak' merekah. Ini resepnya : Bolu Kukus 10 menit Bahan : 450 gr gula pasir 500 gr tepung terigu protein sedang (misal segitiga) 1 sdt baking powder double acting 4 butir telur 300 ml air/susu cair/antan 1 sdm cake emulsifier, misal SP, Ovalet, TBM 1 sdt essens pisang Cara pertama: 1. Kocok semua bahan selama 10 menit. Pisahkan sedikit adonan beri 1 sdt cokelat bubuk atau pewarna. Tuang ke dalam cetakan bolu kukus yang telah dilapisi kertas tanpa dioleh margarin, lalu kukus 10 menit hingga matang. 2. Angkat, keluarkan dari cetakan dan sajikan Cara kedua: 1. Campur tepung terigu dan baking powder double acting ayak dan sisihkan 2. Kocok gula, telur dan cake emulsifier hingga kental. Masukkan tepung dan santan bergantian sambil diaduk rata. Beri essens, aduk rata. 3. Pisahkan sedikit adonan, beri pewarna. Tuang ke dalam cetakan, kukus selama 10 menit hingga matang dan merekah Selamat Mencoba ... Sumber : http://www.republika.co.id

Read More..

Tradisi Kuliner dalam Perjalanan Sejarah Islam

Rupa-rupa masakan berkembang pada masa pemerintahan Islam. Para juru masak berpacu melahirkan jenis masakan baru. Kemudian, dituliskan dalam wujud sekumpulan karya, dan menjadi warisan peradaban Islam. Tak kalah dengan tradisi ilmiah, tradisi kuliner pun menemukan ruangnya di tengah umat Islam. Baghdad merupakan pusat tradisi kuliner. Ini tentu tak lepas dari kedudukannya sebagai ibu kota kekhalifahan. Kota besar ini menjadi tujuan para pendatang, ilmuwan, serta pedagang dari berbagai negeri. Mereka turut membawa berbagai resep maupun bahan masakan dari tempat asal masing-masing. Beberapa faktor mampu menunjang pesatnya perkembangan tradisi tersebut. Menurut Philip K Hitti dalam History of the Arabs, salah satu faktornya adalah selera tinggi para bangsawan terhadap makanan. Untuk memenuhinya, para juru masak harus pandai berkreasi dengan bermacam bahan makanan. Lahirnya revolusi pertanian di dunia Islam ikut berpengaruh. Petani dan ilmuwan Muslim berhasil mengembangkan beragam jenis tanaman, sayuran dan buah yang sebelumnya bahkan tak pernah dikenal. Selanjutnya, jenis tanaman itu disebarkan ke seluruh wilayah Islam, seperti Mesir, Suriah, Afrika Utara, Spanyol, dan Iran. Hal lainnya adalah tuntunan agama untuk menjaga kesehatan tubuh. Dalam hadisnya, Rasulullah SAW memberi pedoman agar seorang Muslim menyantap makanan yang bergizi dan halal. Tak heran, pada setiap hidangan, maupun resep yang disusun, tak hanya menekankan pada aroma lezat, tetapi juga memenuhi kriteria kesehatan. Racikan makanan tak bisa dibuat secara sembarangan. Sebelumnya, harus melalui penelitian ahli gizi. Pilihan bahan baku makanan dan bumbu masakan benar-benar dijaga kualitas maupun kandungan gizinya. Dan pada akhirnya, bidang kuliner ini mau tak mau melibatkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu. Buku tentang makanan dan resep makanan yang ditulis para ahli di bidang ini menggambarkannya dengan jelas. Kitab al-Tabikh yang ditulis Ibnu Sayyar al-Warraq di Baghdad pada abad ke-10, mengaitkan kuliner dengan ilmu pengetahuan. Dikisahkan, para juru masak telah menyadari mengenai fungsi makanan bagi kesehatan dan tubuh. Mereka mengikuti saran-saran para dokter dan pakar soal diet. Dalam konteks ini, Kitab al-Tabikh dipandang sebagai buku masakan paling komprehensif pada masanya. Dalam menyusun bukunya, Ibnu Sayyar mengumpulkan berbagai resep masakan hasil kreasinya, dan dikombinasikan dengan hidangan yang populer pada masa itu. Tak hanya soal resep, ia pun menerangkan dengan jelas mengenai bahan masakan, bumbu, cara memasak hingga aroma dan cita rasa dari setiap masakan. Selain itu, buku tersebut mencantumkan sejumlah juru masak hebat yang bekerja di istana khalifah dan bangsawan saat pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Ibnu Sayyar, misalnya, menyebut seorang juru masak perempuan bernama Bid'a. Ia ditarik ke istana karena memiliki keterampilan yang tinggi. Ia sanggup menyajikan aneka sajian lezat, bercita rasa tinggi, sekaligus bergizi. Ia sangat mahir dalam membuat dan menyajikan sikbaj, yaitu daging domba yang dimasak dengan minyak zaitun. Menyajikan bawarid, sejenis minuman ringan, menjadi kelihaian lain Bid'a di dapur istana kekhalifahan. Nama lainnya, Abu Ishaq al-Mahdi, yang tak lain adalah seorang pangeran Dinasti Abbasiyah. Di samping mahir memasak, al-Mahdi pun dikenal sebagai sastrawan serta musisi andal. Al-Mahdi tergolong sosok yang mulamula membukukan resep masakan yang dibuatnya. Sejumlah masakan buatannya adalah ashiqa, narjissiya, dan bustaniyya. Dengan kemampuannya ini, ia berbeda dibandingkan anggota keluarga lainnya. Sebab, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di dapur. Dapur istana menjadi ruang utama dalam mengembangkan potensinya. Ia banyak bereksperimen dalam membuat masakan, mencoba bahan-bahan makanan baru, dan kemudian ia tulis dalam sebuah resep masakan. Dengan memuat lengkap mengenai masakan dan para juru masak, Kitab al-Tabikh menjadi rujukan yang amat baik di Timur maupun Barat. Buku lainnya yang membahas tentang perkembangan kuliner berjudul Tadhkira, karya Dawad al-Antaki yang ditulis pada abad ke-13 Masehi di Suriah. Ada pula Wasla al-Habib fi Wasf alTayyibat wa Tibb, yang disusun oleh Ibnu A'dim pada abad yang sama. Selain itu, muncul buku Kanz al-Fawa'id fi Tanwi' al-Maw'id, karya seorang juru masak dari Mesir. Dari Andalusia, Ibnu Razin menulis Fadhalat al-Khiwan fi at-Thayyibat atTa'am wa al-Alwan pada abad ke-12 Masehi. Buku lain dari Andalusia adalah Kitab al-Tabikh fi al-Maghrib wa alAndalus. Muncul pula buku yang berjudul sama dengan yang ditulis Ibnu Sayyar, Kitab al-Tabikh, penulisnya adalah Mohammed al-Baghdadi. Resep-resep masakan yang termuat dalam buku-buku itu, semula hanya beredar di lingkungan istana, sebelum kemudian dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Banyak sajian makanan yang benar-benar menambah kekayaan masakan di dunia Islam. Misalnya, dua jenis hidangan berbahan sayuran, yaitu sup dan salad. Al-Razi, sang ilmuwan, menganjurkan untuk mengonsumsi dua masakan itu karena kandungan gizi dan vitaminnya yang tinggi. Jenis lainnya, pasta, pertama kali dikonsumsi oleh umat Islam. Kenikmatan saat menyeruput secangkir kopi pun telah dirasakan oleh penduduk di Yaman sejak abad 10. Warga setempat mengenal racikan minuman ini dengan nama al-Qahwa. Setelah itu, kopi menyebar ke Mesir, Damaskus, Andalusia, Baghdad, serta ke benua Eropa. Pada masa Turki Usmani, tradisi kuliner pun mengalami perkembangannya sendiri. Banyak resep yang lahir dari kepiawaian para juru masak istana. Sumber : www.republika.co.id

Read More..

Hangatnya Seduhan Daun Kopi, Aia Kawa, dari Ranah Minang

Anda pernah mencicipi hangatnya Aia (air) Kawa? Aia Kawa adalah salah satu jenis minuman khas dari Ranah Minang yang terbuat dari daun kopi jenis lokal pilihan yang diolah terlebih dahulu. Kenapa daun kopi? Konon kabarnya, zaman Jepang berkuasa, seluruh hasil panen buah kopi segar dari Ranah Minang, diekspor keluar negeri oleh bangsa penjajah, sehingga warga pribumi tidak mendapat kesempatan untuk mencicipi nikmatnya hasil seduhan buah kopi ini . Minum kopi pada zaman itu mempunyai kebanggaan tersendiri. Kebiasaan meminum kopi melambangkan dia orang berkelas pada zaman itu. Seperti kata pepatah, tak ada rotan akarpun jadi. Tidak ada kopi daunya pun tak apalah, begitu kira-kira. Sehingga keinginan orang untuk menikmati minuman kopi sedikit terobati. Dan akhirnya minuman ini banyak yang mengemari . Untuk membuat segelas seduhan Aia Kawa hampir mirip dengan membuat air teh. Bedanya Aia Kawa dibuat dari daun kopi jenis lokal yang tidak diketahui variannya. Daun kopi dikeringkan terlebih dahulu, dengan menyangrai (ditaruh di atas perapian) sampai daun kopi mengering selama kurang lebih 12 jam. Setelah itu, daun yang mengering dicampur dengan air dingin dan dimasak sampai airnya mendidih. Uniknya, untuk menikmati Aia Kawa ini kita tidak menggunakan gelas atau cangkir seperti biasanya tapi mengunakan wadah dari tempurung kelapa yang diberi tatakan bambu. Aia Kawa diseruput dengan pelan, hawa hangat terasa merayap di rongga dada. Nikmatnya. Aia Kawa terasa lebih nikmat bila ditemani dengan sepotong kue bika. Sejenis kue basah yang terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan kelapa muda, dan gula pasir. Proses pematangan bika ini, punya ciri khas juga karena dibakar dalam belanga (periuk tanah yang dibuat dari tanah liat). Perapiannya berasal dari dua arah. Selain api berasal dari bawah belanga, bara api juga ditaruh diatas penutup belanga untuk mempercepat proses pematangan kue bika dan memberi kesan warna coklat di atasnya. Hanya dalam waktu 15 menit kue bika hangat sudah bisa dinikmati. Jika Anda mampir di Ranah Minang, sempatkan untuk berkunjung ke Dangau Bika jo Aia Kawa yang terletak di jalan Raya Bukittinggi-Payakumbuh km 9, Desa Koto Hilalang IV Angkat Candung. Dangau ini diawaki oleh Irwan, dan beberapa rekannya yang masih menimba ilmu di Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan, di kota ini. Melihat peluang dan ingin mengembangkan tradisi minum Aia Kawa ini mereka berencana membuka tempat baru, yang tidak jauh dari lokasi sekarang. Anda ingin mencobanya? Dengan uang Rp 3.000 saja kita sudah dapat menikmati satu cangkir batok kelapa Aia Kawa dan satu potong kue bika...selamat menikmati. Sumber : www.republika.co.id

Read More..

Mau Bikin Birthday Cake Lebih Personal? Ini Caranya

Di tahun 1980-an hingga 1990-an, merayakan hari jadi dengan sebuah cake coklat bernama Black Forest dengan hiasan coklat seadanya ditambah lilin mewakili angka yang menunjukkan umur yang berulang tahun, sudah membuat anak-anak, remaja maupun dewasa sangat berbahagia. Namun seiring berjalanya waktu, hiasan cake mejadi lebih istimewa dan bahkan lebih personal lagi. Selain enak dimakan, cake juga dituntut tampil lebih cantik dan unik. Sebenarnya banyak metode dan bahan yang bisa digunakan untuk membuat cake Anda menjadi menarik, satu di antaranya dikenal bernama fondant atau palstic icing. Bentuknya yang liat dan lentur seperti plastisin menjadikannya mudah dibentuk sesuai keinginan kita. Pastinya aman dikonsumsi. Anda tinggal sebut jenis cake dan hiasan yang Anda inginkan. Para pembuat kue siap memenuhi segala permintaan Anda. Haruskah ke bakery untuk memesan cake yang cantik dan unik ini? Dengan harga yang tentunya mahal? Jawabnya tidak, sekarang banyak sekali pembuat cake yang memulai bisnis mereka dari hobi yang akhirnya berbuah pundi uang, seperti yang dilakoni oleh Lizarni atau lebih akrab dipanggil Mbak Ani ini. Dalam bukunnya 'Fondant: Panduan Mudah dan Lengkap membuat hiasan Kue', Anda akan dipandu bagaimana langkah-langkah dan teknik membuat bentuk binatang, aksesori, tumbuhan dan gambar lain dengan mudah dari bahan fondant. Anda pun bisa membuat sendiri cake ulang tahun dengan biaya yang murah dan alat yang sederhana. Fondant sangat mudah didapat di toko bahan kue. Tapi jika Anda ingin membuatnya sendiri, Mbak Ani akan berbagi dengan Anda. Fondant buatan sendiri : (untuk 650 gr) Bahan : 1 butir putih telor 2 sdm glukosa 90 persen (berbentuk gel) 625 gr gula halus Cara membuat: 1. Masukkan putih telur kedalam panci, tambahkan glukosa menggunakan sendok yang dipanaskan. Aduk rata. Fondant siap digunakan. 2. Jika ingin warna tertentu silakan tambahkan pewarna dan uleni hingga tecampur rata. Jika terasa lengket tambahkan gula halus atau tepung maizena. Nah ... gampang kan ... silakan berkreasi Sumber : www.republika.co.id

Read More..