Senin, 10 Oktober 2011

Di Gunung Kidul, Belalang Pun Jadi Kuliner Memikat

Belalang yang banyak dijual di pinggir jalan kawasan hutan rakyat di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, banyak disukai wisatawan.
"Biasanya pada Sabtu dan Minggu, banyak wisatawan dalam perjalanan pulang dari objek wisata mampir membeli belalang di tempat kami," kata salah seorang pencari dan penjual belalang asal Kecamatan Semanu, Tugimin,Menurut dia, wisatawan yang membeli belalang biasanya berasal dari Yogyakarta, Semarang, Solo, dan bahkan Jakarta. Belalang yang biasanya hinggap di pucuk pohon jati maupun akasia itu, banyak terdapat di kawasan hutan rakyat di Gunung Kidul.


Wisatawan ke Gunung Kidul biasanya mengunjungi Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Krakal, maupun objek wisata lainnya. Ketika pulang, di antara mereka banyak yang singgah atau berhenti di pinggir jalan kawasan hutan rakyat untuk membeli belalang. Tugimin mengatakan harga belalangnya Rp 25.000 setiap 150 ekor. Saat masa liburan seperti sekarang, termasuk libur akhir pekan, ia bisa memperoleh hasil penjualan belalang rata-rata Rp 50.000 per hari. Pada hari-hari biasa jarang ada pembeli, sehingga banyak pencari belalang yang tidak berjualan. "Apalagi saat ini sulit untuk mendapatkan belalang, karena populasinya sedikit," kata Tugimin. Di pinggir jalan kawasan hutan rakyat di daerah itu biasanya terdapat 15 orang penjual belalang. Mereka sebagian besar telah berjualan belalang sejak lama. Para pedagang berjualan belalang hingga sore hari. Pada saat libur akhir pekan biasanya mereka pulang siang hari, karena dagangan laku lebih cepat ketimbang hari biasa. 

Sumber gambar : http://static.republika.co.id/uploads/images/headline/penjual-belalang-di-pinggiran-jalan-gunung-kidul-yogyakarta-_110626102043-389.jpg Sumber artikel : www.republika.co.id

Read More..

Selasa, 31 Mei 2011

Kerajinan Limbah Bonggol Jagung

Selain dikenal sebagai kota hujan, Bogor merupakan kabupaten yang populer dengan beragam jenis produk asinannya. Mulai dari asinan buah, asinan sayur, sampai asinan jagung dapat Anda temukan di kota tersebut. Potensi inilah yang dimanfaatkan Eddie Juandi seorang pengrajin dari kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bila masyarakat lainnya memanfaatkan asinan bogor sebagai peluang bisnis, lelaki paruh baya ini memanfaatkan limbah bonggol jagung yang diperolehnya dari sisa pembuatan asinan untuk memproduksi aneka macam kerajinan cantik.
 
Memiliki latar belakang sebagai pengrajin aneka kerajinan kayu, mendorong Eddie untuk berinovasi dengan menggunakan bahan-bahan lain. Melihat saat ini isu global warming sedang ramai dibicarakan masyarakat, hati Eddie pun tergerak untuk berinisiatif memanfaatkan limbah organik sebagai bahan baku utamanya dalam memproduksi beragam kerajinan. Sebab selain ramah lingkungan, limbah organik seperti bonggol jagung sangat mudah didapatkan di daerah Bogor. Sehingga Eddie tidak pernah kesulitan mendapatkan persediaan bahan baku untuk memproduksi karya-karyanya.

Read More..

Produk Kerajinan Unik Paralon Bakar

Paralon bekas yang tidak bernilai ternyata bisa dikreasikan menjadi produk kerajinan unik yang menghasilkan guratan-guratan alami seperti pada serat kayu. Adalah Ilham Wirahadikusumah, lelaki yang tinggal di daerah Cibolang, Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat ini berhasil menemukan teknik baru untuk mempercantik tampilan paralon atau pipa bekas menjadi beragam produk kerajinan. Jika biasanya pipa plastik memiliki warna dasar putih atau abu-abu, di tangan Ilham paralon bekas dibakar dengan suhu tertentu sehingga menghasilkan guratan-guratan alami yang sangat mirip dengan serat kayu.

Penemuan tersebut ditemukan Ilham pada tahun 2003 secara tidak sengaja. Dulunya mantan kontraktor ini menekuni bisnis kerajinan kayu, namun seiring perkembangan waktu persediaan kayu semakin sulit di dapat. Sehingga Ia berinisiatif untuk mencoba beberapa bahan selain kayu untuk dijadikan produk kerajinan, dan dari sekian banyak percobaan yang dilakukan akhirnya Ia memilih paralon sebagai pengganti kayu. Sebab, guratan-guratan yang muncul dari paralon bakar sangatlah mirip dengan serat alami pada kayu.

Read More..

Pelopor Franchise Pecel Lele yang Naik Daun

Menu pecel lele tentunya sudah sangat merakyat di berbagai daerah, mulai dari kalangan menengah keatas hingga masyarakat bawah menyukainya sebagai salah satu menu andalan ketika mereka menikmati sajian kuliner di warung-warung tenda kaki lima. Melihat permintaan pasar yang begitu besar, Rangga Umara seorang lelaki di Bandung mencoba masuk ke tengah persaingan bisnis yang cukup ketat dengan menawarkan inovasi baru dalam menyajikan pecel lele.

Info produk

Jika biasanya para pedagang kaki lima atau warung-warung pecel lele hanya menawarkan menu standar berupa lele goreng atau bakar yang dilengkapi sambal serta lalapan. Rangga mencoba mengangkat pecel lele sebagai menu makanan restoran berkelas dengan mengkreasikannya menjadi berbagai variasi menu pilihan olahan lele. Misalnya saja seperti lele goreng tepung, lele saus padang, lele fillet lada hitam, lele fillet goreng tepung, lele fillet kuah tom yam, serta lele original yang biasa disajikan para pedagang kaki lima.

Read More..

Kerajinan Daur Ulang Kaleng Bekas

Jika biasanya keberadaan kaleng bekas hanya menjadi tumpukan sampah di setiap rumah, seorang ibu rumah tangga yang memiliki nama lengkap Lani Cahyaningsari berhasil mendaur ulang sampah kaleng menjadi beragam jenis kerajinan unik yang bernilai jual cukup tinggi.

Memanfaatkan beragam kaleng bekas dari kemasan susu kental manis, susu formula, kaleng kemasan biscuit, kaleng bekas cat, serta drum-drum bekas, Lani membuka bisnis kerajinan daur ulang di tahun 2000 dengan nama “Kaleng Lani”. Ibu tiga anak ini menyulap tumpukan kaleng bekas yang ada di sekitarnya menjadi produk kerajinan yang sangat cantik dengan warna-warna yang begitu menarik. Misalnya saja seperti produk celengan, tempat pensil, kotak CD, kotak majalah, kotak tisu, lampu, jam, kotak surat, meja belajar, kaleng kerupuk, drum tempat sampah, serta masih banyak lagi inovasi-inovasi baru yang diciptakan Lani.
Bertempat di galerinya yang ada di Jl. Raya Cilandak KKO No.2 Kampung Kandang, Jakarta Selatan, Lani memproduksi beragam kerajinan kreatif daur ulang limbah kaleng dengan ciri khas warna-warni yang cerah dan pilihan gambar yang sangat menarik.

Read More..

Industri Kreatif Miniatur Gerobak

Memiliki sebuah hobi ternyata tidak hanya menyenangkan, namun juga bisa menguntungkan. Seperti yang dilakukan Syumeiraty Rashando atau akrab dipanggil Yoyong, hobi mengoleksi segala pernak-pernik miniatur,  yang kemudian ia jadikan peluang usaha dengan keuntungan besar.

Memiliki hobi mengoleksi berbagai kerajinan dengan ukuran mini, membuat Yoyong tertarik untuk mencoba membuat berbagai miniatur gerobak yang sering ditemuinya di Indonesia. Gerobak siomay, gerobak bakso, gerobak bubur ayam, pedagang ketoprak, nasi goreng, gerobak sayur, serta gerobak martabak, semuanya merupakan inspirasi tersendiri bagi dirinya.
Ia membuat bagian demi bagian secara detil,lengkap dengan seluruh pernak-perniknya, dan inilah yang membuat banyak konsumen takjub dan terpesona ketika pertama kali melihat hasil kreasi ibu dua orang anak ini.

Read More..